Jumat, Februari 27, 2015

SIAPA yang tidak kenal Dr. Zakir Naik? Seorang ulama India, penulis dan perbandingan agama yang kerap menyampaikan dakwah lewat debat dan ceramah di seluruh dunia.
Disarikan dari wikipedia, nama lengkapnya adalah Zakir Abdul Karim terlahir pada 18 Oktober, 1965 Mumbai (Bombay pada waktu itu). Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.
Ia menyatakan bahwa tujuannya ialah membangkitkan kembali dasar-dasar penting Islam yang kebanyakan remaja Muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya dalam konteks modernitas.
Zakir Naik adalah pendiri dan presiden Islamic Research Foundation (IRF)sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis, Peace TV dari Mumbai, India.
Jika kita melihat tayangan video di Youtube, debat dan cermah Dr. Naik seringkali dihadiri oleh ribuan jamaah. tidak hanya hanya orang Islam saja juga oleh kristen, hindu, budha, bahkan ateisme yang kerap kali menjadi jamaah dan mengambil kesampatan pada sesi tanya-jawab.
Ketika diberi pertanyaan yang tak jarang menentang Islam, ia selalu mengawali jawabannya dengan memuji pertanyaan yang dilontarkan penanya, lalu menjawab dengan sistematik, Dr. Zakir Naik menjawab pertanyaan tersebut dari mendasar kemudian dengan pengandaian-pengandaian yang dengan mudah ditangkap akal sehat, serta tak lupa ia sertai dengan dalil-dalil yang lebih meyakinkan para penanya.
Dr. Zakir Naik dengan kemampuan yang dimilikinya berupa hafalan yang teramat kuat tidak hanya mampu menghafalkan Al-Qur’an dan Shahih Bukhari Muslim, akan tetapi beliau juga telah menguasai kitab Weda, Tripitaka, Bhagavad gita, bahkan telah menggerakkan hati ribuan penganut Hindu di India dan menjadi mu’allaf. Beliau tanpa ragu-ragu juga mengoreksi pastur dan pendeta jika mereka salah dalam mengutip ayat-ayat dalam bibble atau injil.
Bahkan Zakir Naik sempat membuat kemarahan komunitas Syiah dalam Konferensi Damai di Mumbai pada tahun 2007, ketika ia menyebutkan kata-kata “Radhiyallah taa’la anhu” (Semoga Allah meridhoinya) untuk Yazid. Dan sekarang mulai terlihat orang-orang yang tidak bertanggung jawab mulai menebar fitnah. Setelah Orang-orang Syiah, musuh-musuhnya yang lainnya pun mulai menghembuskan isu Wahabi kepada Dr. Zakir Naik.
Dr. Zakir Naik sendiri memiliki tokoh yang menjadi inspirasinya yakni Ahmed Deedat. Namun, Dr. Zakir Naik tidak memiliki banyak agenda Debat Terbuka layaknya Ahmed Deedat karena hampir semua tantangan debat yang dilayangkan oleh Dr. Zakir Naik tidak mendapat respon dari gereja-gereja, bahkan sampai sekarang belum ada berita apakah ada Pendeta yang berani berhadapan langsung dengan beliau. Oleh karena itu, Dr. Zakir Naik dijuluki “Ahmed Deedat Plus” yang telah membuat pastur dan pendeta merasa ngeri berhadapan dengan beliau yang argumentasinya belum pernah terpatahkan.
Dakwah-dakwahnya disampaikan dengan mudah dapat diakses melalui situs youtube yang kebanyakan berasal dari saluran Peace TV yang direkam dengan kefasihan beliau dalam berbahasa Inggris, bahkan beberapa telah disertai subtitle Indonesia. [zakinah/islampos]

Kamis, Februari 26, 2015

Manfaat Puasa Senin Kamis

Siapa yang menjalankannya akan mendapat pahala, sementara yang tidak menjalankan tidak mendapat dosa. Namun, ibadah sunah tentu sangat bermanfaat bagi Anda baik secara langsung maupun tidak. Salah satu contohnya, yaitu ibadah sunah puasa Senin Kamis.
Manfaat puasa Senin Kamis sangat besar, dilihat dari segi kesehatan tubuh maupun mental dan spiritual yang dialami oleh pelakukanya. Oleh karena itu, mereka yang suka puasa Senin Kamis dapat memaksimalkan serta menyeimbangkan antara tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Manfaat puasa Senin Kamis memang sangat banyak dan membantu kehidupan manusia dalam beraktivitas sehari-hari. Di agama yang lain pun selain Islam, umatnya juga dianjurkan dan diperintahkan untuk berpuasa, meskipun tata caranya berbeda. Berikut akan disampaikan beberapa manfaat puasa Senin Kamis yang bisa Anda pelajari.

Kunci Kesehatan Rasulullah

Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya mahal bahkan ke tempat jauh sekalipun.
Sayangnya, hanya sedikit orang yang peduli dan menjaga nikmat diberikan Allah tersebut sebelum dicabut-Nya kembali.
Lalu, apa kunci sehingga Rasulullah hanya jatuh sakit dua kali sepanjang hayatnya, pertama, ketika diracun oleh seorang perempuan Yahudi ketika ia menghidangkan makanan kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, jelang mangkatnya.
Kuncinya, Nabi Muhammad SAW mengamalkan menghirup udara segar di waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain.
Sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Rabu, Februari 11, 2015

Kenapa Penderitaan Rakyat Suriah Jarang Terdengar Beritanya?




Oleh: Muhammad Pizaro
ADA sebuah kejadian menarik saat saya diundang dalam sebuah Tabligh Peduli Suriah di sebuah masjid perkotaan, beberapa waktu lalu. Seorang jamaah tampak heran melihat kondisi Suriah yang porak poranda. Masjid-masjid kaum muslimin hancur dibom. Lembaran Al Qur’an hancur diroket. Sedangkan banyak warganya kelaparan.
Jamaah tersebut tak mengira kondisi Suriah benar-benar tragis. Di sebuah negeri yang disebut definitif oleh Rasulullah dalam hadisnya, ada masyarakat yang terpaksa memakan anjing dan kucing. Namun yang membuatnya heran adalah: “Kenapa informasi tentang Suriah tidak banyak diterima warga Indonesia?” tanyanya.
Lain halnya dengan di Malaysia. Saat saya memberikan pemaparan tentang konflik Suriah, salah seorang mahasiswa Indonesia mencoba menerka-nerka asal dari video yang saya putar. Dengan mimik terkejut, dia bertanya, “Apakah ini di Suriah?”
Menjawab pertanyaan dari jamaah masjid tersebut, saya hanya bercerita. Saya katakan mayoritas warga Suriah hidup tanpa listrik. Tak ada warnet. Paginya sepi. Sorenya layaknya kota mati. Sedangkan pasar di sebuah daerah hanya buka satu minggu sekali. Selain supply makanan minim didapat, mereka juga takut dibom. Jangankan listrik, untuk makan saja sulit.
Peluru yang dipakai Tentara Bashar di daerah Taftanaz,Idlib
Saya kemudian memperlihatkan sebuah video bergambar hitam pekat dan meminta mereka menebak. Mayoritas mereka mengatakan tak ada gambar apa-apa. Karena memang hanya ada bayangan hitam dan tak terlihat ada cahaya sedikitpun. Yang terdengar, hanya bunyi pergerakan mesin.
“Ini wajah Suriah di malam hari dan kami mengambilnya dari dalam mobil,” terang saya.

Cinta Hamas kepada Mujahidin Suriah

“Apa yang saya saksikan 65 tahun di Gaza, hanya berjalan 2 tahun di Suriah,”
Pengakuan itu dikatakan oleh seorang relawan kemanusiaan asal Palestina, Abu Ahmad, saat melihat bagaimana kondisi Suriah. Layaknya Gaza, kondisi Suriah porak poranda.
Ulama dibunuh. Rumah dan masjid dihancurkan. Ratusan ribu manusia meregang nyawa. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Bedanya, hal itu terjadi di Suriah hanya dalam hitungan tahun.
Namun meski mengalami penindasan luar biasa oleh rezim, banyak orang tidak sadar bahwa tujuan akhir perlawanan mujahidin Suriah bukanlah jatuhnya Bashar. Damaskus memang menjadi fokus Mujahidin untuk membebaskan Syam, namun itu bukan terminal akhir mereka. “Karena tujuan kami adalah membebaskan Al Aqsha,” kata seorang Mujahidin Suriah.
Kecintaan Mujahidin Suriah akan pembebasan Palestina membuat sujud mereka tidak pernah lepas dari doa untuk Palestina. “Kami bertempur di Syam (Suriah), sedangkan mata kami tertuju ke Baitul Maqdis,” ucap Jabhah Nushroh.
Saat Gaza dibombardir Israel sejak bulan lalu, Jabhah Nushroh dan Ahrar Syam termasuk Mujahidin Suriah turun ke jalan-jalan di Damaskus untuk menyuarakan dukungannya kepada Palestina.
Dari kamp pengungsian Yarmuk pada hari raya Idul Fitri 1435 H, Jabhah Nushrah dan ribuan penduduk muslim setempat menggelar demonstrasi damai sebagai bentuk dukungan kepada kaum muslimin di Jalur Gaza.
Romantisme mujahidin Suriah dan Hamas memang sudah lama berlangsung. Saat penulis mengunjungi Suriah untuk peliputan jurnalistik, Ketua Persatuan Ulama Idlib, Syeikh Abdullah Ahmad Rahal menceritakan kebanggaannya terhadap Khalid Misy’al yang mendatangi rumahnya dan menyatakan dukungannya atas perjuangan rakyat Suriah.

Mengapa Surat Al-Ikhlas Sebanding dengan Sepertiga Al-Qur’an?

AL-IKHLAS adalah surat yang mengandung tentang ke Esaan Allah, selain itu banyak lagi yang dijelaskan di dalam surat al-ikhlas. Al-Ikhlas pun sering kita jadikan surat yang dibaca ketika shalat sunnah ataupun ibadah yang lainnya.

Mengenai surat Al-Ikhlas Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada sahabat2nya: “Siapakah antara kamu yang dapat mengkhatamkan al-qur an dalam jangka masa singkat (dua-tiga minit)?” Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Sayyidina ‘Umar bin Khattab r.a. (Radliyallahu ‘anhu) telah mengatakan bahwa mustahil untuk mengkhatamkan Al-Qur an begitu cepat. Kemudian Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib. Mengangkat tangannya, menyatakan kesanggupan. Sayyidina ‘Umar berkata kepada Sayyidina ‘Ali bahwa Sayyidina ‘Ali (yang masih muda pada waktu itu) mungkin tidak tahu apa yang dikatakannya itu.

kemudian Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib membaca “surah al-ikhlas” tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahwa Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib benar. Kemudian menerangkan bahwa membaca Surah Al-Ikhlas sekali, ganjarannya sama dengan membaca 10 juz kitab Al-Quran atau sepertiga Al-Qur an…. jika membaca “surah al-ikhlas” sebanyak tiga kali khatamlah al-quran, karena dengan membaca sebanyak tiga kali, sama seperti dengan membaca seluruh 30 juz Al-Quran.Dalam sabda Nabi SAW, “Qulhuwallahuahadun ta’dilu tsulusal qur’aan”, yang artinya surat Qulhuwallahu Ahad sebanding dengan sepertiga Al-Quran, (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nas’I, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Tauhkah Anda Islam Indonesia dari Mekkah, Persia atau India???


Jakarta- Menurut Ahmad Mansyur Suryanegara ada beberapa teori yang membahas terkait awal mula masuknya Islam di Indonesia. Teori-teori ini mencoba memberikan jawaban atas permasalahan tentang masuknya agama Islam ke Nusantara dengan perbedaan pendapatnya: Pertama, mengenai waktu masuknya agama Islam. Kedua, tentang asal negara yang menjadi perantara atau sumber tempat pengambilan ajaran agama Islam. Ketiga, tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.


Berikut akan dipaparkan terkait teori masuknya Islam di Indonesia, di antaranya sebagai berikut: Pertama, teori Gujarat. Menurut Suryanegara (1996: 75) bahwa peletak dasar teori ini kemungkinan adalah Snouck Hurgronje dalam bukunya "L Arabie et les Indes Neerlandaises, atau Revue de IHistoire des Religious."


Snouck Hurgronje lebih menitikberatkan pandangannya ke Gujarat berdasarkan: Pertama, kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama Islam ke Nusantara. Kedua, hubungan dagang Indonesia-India telah lama terjalin. Ketiga, inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatra memberikan gambaran hubungan antara Sumatra dengan Gujarat.


Suryanegara (1996: 75-76) mengutip pendapat W.F. Stutterheim dalam bukunya "De Islam en Zijn Komst In de Archipel" yang menyatakan bahwa masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke 13. Pendapatnya juga di dasarkan pada bukti batu nisan Sultan pertama dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik As-Saleh yang wafat pada 1297. Selanjutnya ditambahkan tentang asal negara yang mempengaruhi masuknya agama Islam ke Nusantara adalah Gujarat.




Alasannya, agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambay (Gujarat)- Timur Tengah-Eropa. Sama halnya dengan pendapat W.F. Stutterheim, Snouck Hurgronje berpendapat pula bahwa awal masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke 13 M dari Gujarat.


Kedua, teori Makkah. Menurut Hamka sebagaimana dikutip oleh Sunanto (2012: 8-9) dalam bukunya bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (kurang lebih abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulia jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah ada sejak abad ke-7 M) melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasi Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat. Senada dengan Suryanegara dalam Api Sejarah (2012: 99) sebagaimana mengutip pendapat Hamka bahwa masuknya Islam ke Nusantara Indonesia terjadi pada abad ke-7 M.


Dalam berita Cina Dinasti Tang menuturkan ditemuinya daerah hunian wirausahawan Arab Islam di pantai Barat Sumatera maka dapat disimpulkan Islam masuk dari daerah asalnya Arab. Dibawa oleh wiraniagawan Arab. Sedangkan kesultanan Samudera Pasai yang didirikan pada 1275 M atau abad ke-13 M, bukan awal masuknya agama Islam, melainkan perkembangan agama Islam.


Menurut Matta (2014: 34) dalam bukunya, "Gelombang Ketiga Indonesia" mengatakan bahwa para ahli sejarah mencatat ada dua gelombang masuknya Islam di Nusantara, yaitu abad ke-7 dan abad ke-13. Agama ini di bawah oleh pedagang dari Arab yang menetap di kota-kota pelabuhan Nusantara. Pada abad ke-8 telah berdiri perkampungan muslim di pesisir Sumatera. Pada awalnya, Sumatera (dan Nusantara pada umumnya) hanyalah persinggahan para pedagang Arab menuju Tiongkok dan Jawa. Pada abad ke-13, Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara, disusul berdirinya kerajaan Demak pada abad ke-15. Awalnya, Raden Fatah adalah wakil kerajaan Majapahit di daerah itu yang kemudian dia memutuskan masuk Islam dan mendirikan kerajaan sendiri.


J.C. Van Leur dalam bukunya "Indonesia: Trade and Society" menyatakan bahwa pada 674 M di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (Koloni) Arab Islam. Dengan pertimbangan bangsa Arab telah mendirikan perkampungan perdagangannya di Kanton pada abad ke-4. Perkampungan perdagangan ini mulai dibicarakan lagi pada 618 M dan 626 M. Tahun-tahun berikutnya perkembangan perkampungan perdagangan ini mulai mempraktikan ajaran agama Islam. Hal ini mempengaruhi pula perkampungan Arab yang terdapat di sepanjang jalan perdagangan Asia Tenggara. Dari keterangan J.C. Van Leur ini masuknya Islam ke Nusantara tidaklah terjadi pada abad ke-13, melainkan telah terjadi sejak abad ke-7. Sedangkan abad ke-13 merupakan saat perkembangan Islam (Suryanegara, 1996: 76).