Rabu, Februari 11, 2015

Cinta Hamas kepada Mujahidin Suriah

“Apa yang saya saksikan 65 tahun di Gaza, hanya berjalan 2 tahun di Suriah,”
Pengakuan itu dikatakan oleh seorang relawan kemanusiaan asal Palestina, Abu Ahmad, saat melihat bagaimana kondisi Suriah. Layaknya Gaza, kondisi Suriah porak poranda.
Ulama dibunuh. Rumah dan masjid dihancurkan. Ratusan ribu manusia meregang nyawa. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Bedanya, hal itu terjadi di Suriah hanya dalam hitungan tahun.
Namun meski mengalami penindasan luar biasa oleh rezim, banyak orang tidak sadar bahwa tujuan akhir perlawanan mujahidin Suriah bukanlah jatuhnya Bashar. Damaskus memang menjadi fokus Mujahidin untuk membebaskan Syam, namun itu bukan terminal akhir mereka. “Karena tujuan kami adalah membebaskan Al Aqsha,” kata seorang Mujahidin Suriah.
Kecintaan Mujahidin Suriah akan pembebasan Palestina membuat sujud mereka tidak pernah lepas dari doa untuk Palestina. “Kami bertempur di Syam (Suriah), sedangkan mata kami tertuju ke Baitul Maqdis,” ucap Jabhah Nushroh.
Saat Gaza dibombardir Israel sejak bulan lalu, Jabhah Nushroh dan Ahrar Syam termasuk Mujahidin Suriah turun ke jalan-jalan di Damaskus untuk menyuarakan dukungannya kepada Palestina.
Dari kamp pengungsian Yarmuk pada hari raya Idul Fitri 1435 H, Jabhah Nushrah dan ribuan penduduk muslim setempat menggelar demonstrasi damai sebagai bentuk dukungan kepada kaum muslimin di Jalur Gaza.
Romantisme mujahidin Suriah dan Hamas memang sudah lama berlangsung. Saat penulis mengunjungi Suriah untuk peliputan jurnalistik, Ketua Persatuan Ulama Idlib, Syeikh Abdullah Ahmad Rahal menceritakan kebanggaannya terhadap Khalid Misy’al yang mendatangi rumahnya dan menyatakan dukungannya atas perjuangan rakyat Suriah.

“Hendaklah dunia tahu bahwa pada masa lalu kami tidak pernah menjadi pengikut (Pemerintah) Suriah, tidak pula Iran. Dan pada hari ini, kami bukan pengikut Mesir, Qatar, tidak pula Turki, tetapi kita bersama mereka, dan mereka bersama kita! Hamas tidak akan mendukung rezim manapun yang menjalankan perang berdarah melawan rakyatnya,” ujar Khalid Misy’al dalam pidatonya Desember 2012.
Enam bulan setelah pidato Misy’al, anggota Hamas membuktikan janjinya. Saat Hizbullah berupaya menguasai Qushair, Hamas turut membantu perjuangan rakyat Suriah. Bersama Jabhah Nushrah, Liwa’ at-Tauhid dan Katibah al-Faruq, Hamas bahu-membahu mengusir militer Suriah dan Hizbulllah dari Qushair.
Hizbullah benar-benar murka dengan kejadian ini. Apalagi Hamas dengan lantang menyerukan Hizbullah untuk segera angkat kaki dari Suriah.“Ya Hasan Nashrallah, jangan kau cari sensasi di Gaza, sedang Kriminil Bashar Asad kau bela…!” ucap Bara Nizar Rayyan.
Kebencian Hizbullah kepada Hamas semakin menjadi-jadi setelah berhasil menangkap lima anggota Hamas dalam pertempuran di Qushair. Semua itu dilakukan Hamas demi mempertahankan setiap jengkal tanah muslim Palestina demi tegaknya Islam di Suriah.
Akibat insiden itu, pimpinan Hamas di Beirut, Ali Barakah pun dipanggil petinggi Syiah Lebanon.
Dalam pertemuanya dengan Kepala Divisi Intelijen milisi Syiah Hizbullah Lebanon, Wafiq Shafa, pimpinan Hamas tersebut diancam untuk tidak ikut campur soal Suriah.
Namun Ali Barkah tak gentar. Ia balik mengancam akan menutup seluruh kantor perwakilan Hamas di Beirut Selatan.
Tekad Mujahidin untuk Keselamatan Muslim Palestina
Sebaliknya kecintaan Mujahidin Suriah akan rakyat Palestina sama besarnya dengan Hamas. Meski jauh dari Gaza, Mujahidin Suriah bertekad melakukan cara apapun demi menyelamatkan para pengungsi Palestina di Suriah.
Seperti diketahui, sudah 1 tahun kamp pengungsian Palestina di Yarmuk, Suriah dikepung tentara-tentara Assad. Siapa saja yang berusaha keluar segera ditembaki. Tidak lama sesudah kepungan mulai diberlakukan, dalam waktu singkat makanan dan obat-obatan segera habis. Sementara desakan masyarakat internasional agar dibukakan jalan aman bagi konvoi bantuan selalu ditolak oleh rezim Bashar.
Rezim mengepung Yarmuk dengan alasan tempat ini dipenuhi ‘teroris’. Tuduhan yang mereka sematkan kepada para pejuang kemerdekaan Suriah. Baik yang berkebangsaan Suriah maupun mereka yang berasal dari para pengungsi Palestina yang sudah puluhan tahun lamanya hidup di Suriah.
Akhir tahun 2012, Mujahidin Suriah terlibat baku tembak dengan militer Suriah dalam upaya menembus Kamp Yarmuk.
Kelompok jihad yang berjibaku untuk menyelamatkan saudara-saudaranya dari Palestina itu adalah Brigade Umar bin Abdul Aziz dan beberapa brigade mujahidin lainnya.
Setelah melalui pertempuran panjang, Brigade Umar Bin Abdul Aziz akhirnya berhasil membebaskan para pengungsi Palestina. Dalam pernyataannya diUgarit TV, Komandan mujahidin Brigade Umar bin Abdul Aziz mengatakan:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Telah selesai dengan pertolongan Allah semata pembebasan kawasan kamp pengungsi Yarmouk dari tangan militer Asad dan milisi Syiah Shabihah durjana. Pembebasan dilakukan oleh (mujahidin) Brigade Umar bin Abdul Aziz dan bantuan brigade-brigade lainnya. Allah Maha Besar, kemuliaan milik Allah semata. Sungguh pertolongan Allah itu dekata.”
Hingga kini, Kamp Pengungsi Yarmuk masih menjadi pusat pertempuran Rezim Assad dengan para mujahidin. Mujahidin bertekad akan melindungi saudara-saudaranya dari Palestina dari kebiadaban Bashar Assad. Hingga mereka benar-benar bisa membebaskan Suriah dan melangkahkan kakinya menuju Palestina. Seperti janji para mujahidin Suriah, “Kami bertempur di Syam (Suriah), sedangkan mata kami tertuju ke Baitul Maqdis.”
Penulis adalah Jurnalis untuk Konflik Suriah


https://www.islampos.com/cinta-hamas-kepada-mujahidin-suriah-2-129248/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan